BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Monday, March 16, 2015

Prediksi Tren Akik Hanya Bertahan Paling Lama 2 Tahun gan...



Prediksi Tren Akik Hanya Bertahan Paling Lama 2 Tahun gan...
PAMERAN BATU AKIK di Kota Semarang 


TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Booming bisnis komoditas ikan lou han dan tanaman anthurium juga pernah dialami Riyadi, warga Gunungpati, Semarang. Tanaman anthuriumnya pernah ditawar Rp 30 juta, namun tidak dilepas. Riyadi gelo ketika tak lama berselang harga anthurium anjlok.


Sebelum demam anthurium, booming terjadi pada komoditas ikan lou han. Riyadi pun me ncoba peruntungan dengan membeli 20 bibit ikan lou han untuk dilakukan pembesaran.


"Saya sudah prediksi kalau bisnis ikan lou han cuma sementara. Jadi saya tidak mau ambil resiko beli mahal. Saya main ke pembesaran saja,"
ujarnya.


Riyadi pun belum merasakan nikmat booming ikan lou han lantaran hanya berlangsung sekitar tiga bulan. "Ikan lou han yang dicari bentuk kepala dan warnanya. Saya beli bibit Rp 50 ribu per ekor, paling mentok saya jual Rp 200 ribu belum sampai jutaan. Cuma tiga bulan langsung anjlok," ujarnya.


Komoditas anthurium kemudian booming. Pria yang suka dengan tanaman ini sebelumnya mengembangkan tanaman donakarmen dan sri rejeki sebelum anthurium booming.

"Donakarmen juga dulu sempat ramai. Saya ambil di Ungaran. Kemudian booming anthurium," ujarnya.


Sebelum booming, lanjut Riyadi, anthurium hanya dijual pada kisaran harga Rp 10 ribu per tanaman. Kemudian melonjak menjadi Rp 5 juta.

"Sebelum booming harga kayak kacang, Rp 1.000 dapat tiga yang kecil-kecil. Harga tergantung keunikan tanaman. Waktu booming saya pernah jual Rp 5 juta dan Rp 23 juta karena indukan," ujarnya.


Riyadi salah memprediksi jika anthurium akan jadi primadona selama setahun. Ketika calon pembeli menawar anthuriumnya sebesar Rp 30 juta, Riyadi tidak melepasnya. "Ternyata prediksi saya salah. Hanya beberapa bulan langsung anjlok. Gelo juga ngga dijual," ujarnya.


Beruntungnya, Riyadi tidak pernah mengalami kerugian yang besar.

"Saya budidayakan anthurium sampai ribuan. Kalau dulu omzet budidaya anthurium saya bisa Rp 500 juta. Sekarang masih beberapa tapi sudah jelek-jelek, yang bagus-bagus sudah mati," ujarnya.


Seperti halnya lou han dan anthurium, Riyadi memprediksi tingginya harga batu mulia dan akik tidak akan berlangsung lama, hanya sekitar dua tahun. "Akik tidak ada standarnya kayak emas. Akik dilihat dari keunikannya saja. Paling cuma satu-dua tahunan, setelah itu anjlok," ujarnya.
http://jateng.tribunnews.com/2015/03...g-lama-2-tahun




Keluarga Pebisnis Anthurium Hancur, Pedagang Akik Harus Waspada..


Prediksi Tren Akik Hanya Bertahan Paling Lama 2 Tahun gan...
Seorang warga di Desa Fodo, Kecamatan Gunungsitoli Selatan, Kota Gunungsitoli, menawarkan batu akik bermotifkan naga yang sedang menyemburkan api dengan harga hingga Rp 1 miliar.



 TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG Nasib Iriyanti mirip dengan teman-temannya. Banyak yang bangkrut karena jatuhnya nilai jual anthurium. Bahkan, tidak sedikit mereka yang bercerai dan keluarga hancur karena cekcok rumah tangga.


Yanti pun memprediksi tren batu akik yang saat ini booming akan bernasib sama seperti anthurium dan lou han beberapa waktu lalu. "Saya ingat dulu, cuma tiga bulan hingar bingarnya (anthurium),"
cerita Yanti, pekan lalu.


Ia sempat syok dan beberapa kali cekcok dengan suami. Tapi, ia berprinsip bahwa uang bisa dicari, sedangkan keluarga tidak ada duanya. Dengan banyak cara, keluarganya bertahan dan sedikit demi sedikit mencoba bangkit.

"Saya mulai dari nol lagi, ider jamu berkeliling hingga dapat tempat di kantin Pemkot (Semarang). Teman-teman saya pun selalu menyemangati saya untuk bangkit lagi," tuturnya.

Meskipun tertatih-tatih, perlahan kehidupannya mulai bangkit. Dari jualan jamu keliling yang hanya mendapat pemasukan Rp 20 ribu per hari, kini penghasilannya lebih stabil. Kini, ia berkonsentrasi mengembangkan kantin jamunya.Ia dan keluarganya berusaha bangkit dari keterpurukan. Meskipun tidak 'sekaya' dulu, baginya pemasukan sehari-hari sudah bisa menutupi kebutuhan. Lambat laun, usaha jamunya kembali merangkak naik.


Iriyanti bercerita gara-gara kepincut bisnis anthurium beberapa waktu lalu, rumahnya di kawasan Pasadena, Kota Semarang terjual. Kini, ia harus mengontrak rumah untuk tempat tinggalnya. Ia tidak ingin para pebisnis akik mengalami nasib serupa dengan dirinya.Yanti berujar, kini ia sudah tidak punya rumah lagi. Bersama keluarganya, ia mengontrak sebuah rumah di wilayah Manyaran Semarang.

Namun ia sudah punya kantin jamu lain di wilayah Semarang Barat.

"Pesan saya, jangan menyerah kalau jatuh. Tetap bangkit lagi, tetap berusaha," imbuhnya. 
http://jateng.tribunnews.com/2015/03...-harus-waspada

Link: http://adf.ly/1ADPNW
FFFFFF

Blog Archive