BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Friday, March 20, 2015

Jokowi Kagetan? Mbah Google Temukan sekitar 1.330.000 situs hasil key " Jokowi kaget"

Jokowi Kagetan? Mbah Google Temukan sekitar 1.330.000 situs hasil key  Jokowi kaget
Jokowi Kagetan? Mbah Google Temukan sekitar 1.330.000 situs hasil key  Jokowi kaget
source: https://www.google.com/webhp?source=...q=jokowi+kaget 

Jokowi Kaget Ada Batu Akik Harganya Rp5 Juta
Mar 15, 2015 15:17 Editor : Idham Gofur

Jokowi Kagetan? Mbah Google Temukan sekitar 1.330.000 situs hasil key  Jokowi kaget
Jokowi

JAKARTA - Presiden Joko Widodo ikut terserang demam batu akik yang saat ini melanda Indonesia. Hal itu terlihat ketika Jokowi mengunjungi pameran mebel dan kerajinan tangan di Parkir Timur Senayan, Sabtu (14/3).

Tak hanya melirik, mantan Walikota Solo itu juga menyematkan tiga batu akik sekaligus di jemarinya. Jokowi juga langsung geleng-geleng kepala mendengar harga batu akik yang fantastis.

Saat menjajal cincin batu akik jenis Bacan dan Giok Kalimantan, Jokowi sempat menanyakan harga pada penjualnya. Saat dijawab harga batu akik Bacan Rp 25 juta dan Giok Kalimantan Rp 5 juta, Jokowi pun tak bisa menyembunyikan kekagetannya. "Hah, mahal banget," terang Jokowi.

Namun, harga selangit itu justru membuat Jokowi kian tertarik. Sambil senyum-senyum, mantan gubernur DKI Jakarta itu mencoba memakai satu per satu cincin batu akik yang berjajar di atas meja.

Para pengunjung, termasuk Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, ikut senyum-senyum melihat tingkah Jokowi yang selama ini tidak pernah terlihat mengenakan cincin di jari tangannya.

Ajakan pemandu acara yang meminta presiden untuk bergeser melihat ke stan-stan kerajinan tangan dan mebel lainnya pun tak mampu mengalihkan perhatian Jokowi dari gemerlap warna warni batu akik di atas meja. Sampai akhirnya, Jokowi pun melepas satu per satu cincin yang dicobanya. "Sudah ah, taruh, ntar (nanti, Red) kepingin," katanya lantas tertawa
http://www.radarbanten.com/read/beri...-Rp5-Juta.html


Ojo Gumunan, Ojo Kagetan, lan Ojo Dumeh
16 April 2013 | 22:17 wib

Jokowi Kagetan? Mbah Google Temukan sekitar 1.330.000 situs hasil key  Jokowi kaget

Pandangan sekaligus panduan masyarakat Jawa dalam menjalani kehidupan yang mudah diucapkan namun sulit melaksanakannya. Kita pada umumnya cenderung memiliki ego, harga diri, emosi, dan rasa ingin tahu yang tinggi yang menyulitkan kita untuk menerapkan nilai filosofi tersebut. Di balik setiap budaya di Indonesia pasti terkandung nilai-nilai kebijaksanaan lokal, termasuk di antaranya budaya Jawa. Budaya Jawa yang sebagai salah satu budaya yang tertua di tanah air ini, juga mempunyai berbagai pepatah dan idiom yang berasal dari warisan ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Salah satunya yang paling tepat dengan kondisi sekarang ini adalah ungkapan "kuno" dari khasanah budaya Jawa, ojo gumunan, ojo kagetan, lan ojo dumeh.

Ojo gumunan, berasal dari kata ojo yang artinya jangan, dan gumunan, yang berasal dari kata gumun yang artinya heran. Ojo gumunan adalah bentuk larangan untuk tidak mudah kagum atau heran dengan perkembangan keadaan dan peristiwa atau benda yang terutama bersifat materi dan keduniawian. Masyarakat kita sekarang ini mudah sekali untuk gumun atau kagum terutama dengan berbagai bentuk pemberitaan atau tayangan melalui media massa. Kita juga gumun melihat kecanggihan teknologi negara lain, bahkan kemajuan ekonomi negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura. Bentuk kegumunan dan kekaguman ini sayangnya hanya sebatas gumun. Sebagian besar dari kita hanya menjadi penonton, berdiri di pinggir, bertepuk tangan, kadang misuh (memaki) dan mengumpat, tanpa pernah bisa ikut menentukan hasil akhir.

Filsafat Jawa ojo gumunan, bermakna janganlah kita selalu terkagum-kagum dengan hasil orang lain sedangkan kita hanya sekedar menjadi penonton. Ojo gumunan juga bermakna kita harus selalu memperbaiki diri dan menyesuaikan diri dengan keaadan dan perubahan keadaan sekitar. Kita harus menjadi subjek dan bukan sekedar objek.

Filosofi ojo kedua adalah ojo kagetan . Makna harfiah dari ojo kagetan ini adalah jangan mudah kaget. Suka terkaget-kaget kah kita? Jawaban sebagian besar dari kita pasti YA!. Akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa di negeri nusantara ini yang membuat seluruh penduduknya terkaget-kaget, baik peristiwa yang ditimbulkan oleh perseorangan, badan dan lembaga, juga yang lebih aneh lagi adalah pemerintah juga hobby membuat rakyatnya selalu terkaget-kaget dengan aneka kebijakan yang kemudian ditarik lagi atau tidak jelas implementasinya. Kita terkaget-kaget tatkala KPK tiba-tiba menangkap jaksa dan penyuapnya, juga terkaget-kaget ketika seorang anggota DPR terlibat dalam transaksi penyuapan bahkan video porno. Kita juga kaget ketika tanpa alasan tarif jalan tol tiba-tiba naik, bahkan harga cabe dan bawang putih juga melambung, dan semua alasannya karena BBM naik.

Filosofi ojo kagetan bermakna kita harus mawas diri terhadap perubahan sekeliling dan lingkungan kita. Ojo kagetan juga bermakna persiapan diri sendiri menghadapi perubahan sekeliling tanpa ikut berubah seperti sekeliling. Kalau kita sadar bahwa kita hidup di negeri yang serba ajaib dan aneh seperti Indonesia, maka seharusnya kita juga selalu mawas diri dan bersiap dengan aneka kejutan yang menyertai setiap perubahan. Dengan tidak terkaget-kaget terhadap kejutan-kejutan di sekeliling kita, kita akan lebih tegar dan sumeleh hidup di Indonesia.

Ojo Kagetan merupakan panduan agar kita selalu membabar terlebih dahulu terhadap segala yang terjadi. Analisis terlebih dahulu dari setiap masalah, baru tentukan strategi dan tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena jika kita menyelesaikan dengan bersikap reaktif, maka kemungkinan besar keputusan maupun tindakan kita masih mentah dan tidak mampu menyelesaikan inti masalahnya. Tantangan terbesar dari penerapan pandangan hidup ini ialah emosi dan harga diri kita, yang bisa 'sak dheg sak nyet' ketika terjadi sesuatu hal yang sensitif disekeliling kita.

Ojo terakhir adalah ojo dumeh . Dumeh bermakna mentang-mentang atau sombong. Ojo dumeh artinya janganlah kita sombong dalam menghadapi lingkungan disekeliling kita. Sombongkah kita? Hanya orang lain dan bangsa lain yang bisa menilai bangsa kita ini dumeh atau tidak. Tapi sadar atau tidak, kesombongan ini sebenarnya juga kita jumpai dari perilaku kita sehari-hari. Dumeh atau mentang-mentang kita kaya, dengan seenaknya kita menghambur-hamburkan uang untuk belanja secara konsumtif di mall-mall mewah. Dumeh bisa membayar, kita menggunakan listrik dan BBM secara berlebihan dan hanya untuk konsumtif. Dumeh lebih pandai dari rata-rata rakyat Indonesia, kita melakukan pembodohan secara terus menerus dengan informasi-informasi yang membingungkan dan menyesatkan. Dumeh menjadi rakyat kecil, dengan seenaknya kita hanya bisa mengkritik dan mencaci maki para pimpinan, meski mereka kadang benar sekali pun.

Ojo dumeh adalah salah satu ajaran dasar leluhur kita untuk selalu melakukan introspeksi diri terhadap lingkungan, sesama manusia, dan juga kepada Sang Pencipta. Dengan tidak dumeh, maka kehidupan sebenarnya akan lebih baik dan lebih tentram. Ojo dumeh merupakan larangan agar kita jangan bersikap sombong, pamer mengenai segala sesuatu yang kita miliki. Seharusnya kita bersikap andap asor mring sapodho, atau bersikap rendah hati terhadap sesama. Segala yang kita miliki baik itu harta, jabatan, pengetahuan, maupun istri, anak, sanak saudara, ini hanyalah sementara, dan titipan dari Yang Maha Kuasa. Kita diamanahkan untuk mengamalkannya agar menjadi milik kita yang hakiki kelak di alam sesudah kita meninggalkan dunia fana ini.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php...-lan-Ojo-Dumeh


Wasiat Presiden Soeharto: "Ojo dumeh! Ojo kagetan! Ojo gumunan!"

Jokowi Kagetan? Mbah Google Temukan sekitar 1.330.000 situs hasil key  Jokowi kaget
Presiden Soeharto,alm.

Pada masa kampanye PEMILU 2009 PKS pernah menampilkan sosok mantan presiden Soeharto sebagai guru bangsa. Hal itu menjadi kontroversi dan perbincangan "Apakah pak Harto layak disebut sebagai guru bangsa?" Ah, tulisan ini tidak akan membahas panjang tentang itu. Saya hanya ingin sedikit membahas tiga wasiat pak Harto kepada putra-putrinya.

Presiden Republik Indonesia yang menjabat lebih dari 32 tahun itu meninggal pada usia 87 tahun. Hari Ahad 27 Januari 2008 Indonesia berduka. Ketika itu ada sebuah pesan presiden Soeharto kepada putra-putrinya yang disampaikan reporter televisi kepada para pemirsa. Ada tiga hal yang sering dipesankan pak Harto: "Ojo dumeh! Ojo kagetan! Ojo gumunan!"

Pertama, "Ojo dumeh!" artinya jangan mentang-mentang. Jangan mentang-mentang kaya, jangan mentang-mentang pintar, jangan mentang-mentang gagah, jangan mentang-mentang kuat terus menindas yang lain. Nasihat ibu teman saya, "Manusia itu diciptakan ada yang kuat ada yang lemah, ada yang pintar ada yang kurang pintar, biar yang kuat membantu yang lemah, yang pintar mengajari yang kurang pintar, bukan untuk mendzolimi."

Kedua, "Ojo kagetan!" artinya jangan mudah kaget/ terkejut. Orang yang mudah terkejut biasanya mudah panik sehingga pikiran tidak lagi jernih untuk mengambil keputusan. Terkejut juga menghilangkan konsentrasi sehingga kita bisa kehilangan fokus. Konon orang yang punya penyakit jantung juga bisa mati mendadak jika terkejut.

Ketiga, "Ojo gumunan!" artinya jangan mudah kagum/ terpana. Orang yang mudah kagum biasanya gampang dimanfaatkan oleh salesman. Waktu kecil kalau diajak ke pasar mau beli perlengkapan sekolah, saya sering dipesan sama bapak agar jangan bilang suka dengan barangnya di depan penjual karena nanti jadi susah ditawar. Maksudnya, orang yang gumunan (mudah kagum) biasanya jadi tidak objektif lagi, semua jadi serba bagus, apapun keadaannya.

Setiap manusia pasti punya hal yang dikenang ketika meninggal. Semoga tiga wasiat mantan presiden Soeharto ini bisa menjadi jariyah beliau berupa ilmu yang bermanfaat bagi kita.
"Ojo dumeh! Ojo kagetan! Ojo gumunan!"
source  (pejuangperadaban.blogspot.com)

----------------------------------

Gua juga kaget, gumun ... kok yang menang di pilpres lalu itu bukan Prabowo, tapi Jokowi, yang bisa jadi presiden negeri ini




Link: http://adf.ly/1Ad84k
FFFFFF

Blog Archive