BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Monday, March 30, 2015

Ratusan Pasien BPJS di RSUD Ini Terpaksa Menginap di IGD

Ratusan Pasien BPJS di RSUD Ini Terpaksa Menginap di IGD
Warga yang hendak berobat di RSUD Depok mulai menandai tempat antrian sejak pukul 2.00 pagi di Depok, Jawa Barat, 10 September 2014. Pasien pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jamkesda, dan BPJS ini datang lebih awal untuk mendapat nomor antrian. TEMPO/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Subang - Manajemen Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ciereng, Subang, Jawa Barat, menyatakan masih kekurangan ratusan ruang rawat inap pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). "Kekurangannya masih sekitar 250 ruangan," kata Direktur BLUD Rumah Sakit Ciereng, Subang, Nunung Syuhaeri, saat dihubungi Tempo, Senin, 30 Maret 2015.

Idealnya, ujar Nunung, ruang rawat inap yang tersedia di rumah sakit minimal adalah 500 ruangan. Akibatnya separuh pasien BPJS menginap di ruang instalasi gawat darurat (IGD).

Untuk mengantisipasi membeludaknya jumlah pasien tersebut, Nunung menjelaskan, pihaknya terpaksa merujuk pasien ke rumah sakit besar di luar Subang, misalnya ke RS Hasan Sadikin di Bandung. "Itu pun dengan catatan jika penyakit pasien tidak bisa tertangani di Ciereng," kata Nunung. Upaya lainnya, pihak rumah sakit sekarang hanya bisa menerima pasien rujukan di puskesmas.

Tahun ini, menurut Nunung, Rumah Sakit Ciereng mendapatkan bantuan bangunan ruang inap baru yang sumber dananya berasal dari cukai rokok. "Ada sekitar 10 ruangan," katanya.

Ia mengimbuhkan, tingginya jumlah pasien yang berobat ke rumah sakit mengindikasikan bahwa tingkat kesadaran masyarakat terhadap derajat kesehatan meningkat pesat. "Terutama pasca-digulirkannya program BPJS," tutur Nunung.
Meski kedodoran dalam menangani pasien rawat inap, kinerja keuangan rumah sakit pelat merah tersebut cukup bagus. Itu dibuktikan dengan jumlah pendapatan yang tiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, manajemen membukukan pendapatan Rp 78 miliar dan tahun 2015 ditargetkan meningkat jadi Rp 87 miliar.

"Pendapatan Rumah Sakit Ciereng adalah 40 pesen dari total pendapatan asli daerah," kata Nunung menjelaskan. Pendapatan tersebut, dikembalikan ke manajemen untuk meningkatkan mutu pelayanan. "Sekarang kami sudah punya layanan pasien cuci darah, 10 ruang inap VVIP, dan 8 ruang inap VIP."

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Budi Subiantoro mengatakan untuk mengurangi kunjungan pasien ke puskesmas dan rumah sakit, pihaknya terus menggalakan kampanye program pola hidup sehat. "Sebab faktor penunjang kesehatan masyarakat yang paling bagus, 70 persennya ditentukan oleh perilaku hidup sehat, perawatan rumah sakit dan puskesmas itu hanya 20 persennya saja," kata Budi menjelaskan.

Sumber 

Mungkin dari dulu pengen berobat kalo sakit, tapi keterbatasan biaya. Sekarang kan ada BPJS jadi pada bisa berobat ...

Link: http://adf.ly/1CPAEz
FFFFFF

Blog Archive