BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Monday, April 6, 2015

Jujur saja, Siapkah Kita Mengganti Jokowi dengan JK yg Uzur dan Puan?

Lengserkan Jokowi demi Menaikkan JK dan Puan Maharani? Tambah Kacau Negeri Ini
Minggu, 05 April 2015 , 23:23:00

JAKARTA - Seiring gonjang-ganjing politik, makin santer terdengar bahwa ada upaya menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari posisinya saat ini. Isu yang beredar, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan diusung untuk menggantikan Jokowi sebagai presiden. Selanjutnya, posisi wakil presiden yang ditinggalkan JK akan ditempati Puan Maharani.

Namun, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit mengharapkan isu itu tak terwujud. Menurutnya, jika sampai JK naik menggantikan Jokowi dan Puan menjadi wapres, maka kondisi Indonesia tidak akan lebih baik.

"Jika JK presiden dan Puan wapres, akan tambah kacau lagi situasinya. JK jelas tidak punya pendukung yang bisa dibuktikan menyusul kekalahan Partai Golkar kubu Agung Laksono di pengadilan. Sementara Puan, meski didukung PDIP, tapi rakyat tidak mendukungnya karena memang tidak becus. Lagipula PDIP tak akan mau menyerahkan posisi presiden kepada pihak lain yang bukan kadernya," kata Arbi saat dihubungi wartawan, Minggu (5/4).

Arbi menambahkan, justru saat ini PDIP menjadi faktor penting tentang nasib bangsa ke depan. Sebab, membiarkan Jokowi tetap berkuasa berarti kondisi Indonesia tak akan lebih baik. Tapi jika Jokowi diturunkan dan JK naik, lanjut Arbi maka kondisinya akan lebih buruk.

"PDIP yang akan menentukan nasib negara ini. Kalau dipertahankan, seperti ini, sekedar bisa makan memang bisa, tapi tidak akan bisa maju. Tapi menggantinya dengan siapa? Tidak ada yang bisa menggantinya dari pihak PDIP," ulasnya.

Arbi justru mengibaratkan nasib bangsa ini akan seperti pegawai negeri sipil (PNS). Artinya, meski gaji tidak mencukupi namun tidak berani alih profesi. "Rakyat sama seperti halnya PNS harus bisa mengakali kehidupan dengan berbagai cara," tegasnya.

Karenanya, Arbi justru menyarankan kondisi Indonesia yang memburuk di bawah Jokowi diterima saja sebagai siklus kehidupan. "Selama sepuluh tahun kepemimpinan SBY, kita sudah mengalami kehidupan yang enak. Sekarang di era Jokowi rodanya lagi di bawah, jadi diterima saja sebagai bagian dari kehidupan," sarannya.
http://www.jpnn.com/read/2015/04/05/...cau-Negeri-Ini

Tantowi: JK Sudah Uzur
Selasa, 24 Juni 2014 | 16:03 WIB

Jujur saja, Siapkah Kita Mengganti Jokowi dengan JK yg Uzur dan Puan?
Jusuf Kalla

DEPOK, KOMPAS.com — Juru Bicara Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya, mengkritik Jusuf Kalla yang kembali maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2014. Pasalnya, JK juga sebelumnya pernah menduduki posisi cawapres pada periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kita curigai kalau yang sudah pernah jadi wapres kok sekarang mau jadi wapres lagi. Kan sudah pernah merasakan jadi wapres," kata Tantowi saat acara diskusi panel Fisip untuk Bangsa di Universitas Indonesia, Depok, Selasa (24/6/2014).

Tantowi juga menyoroti usia Kalla yang sudah memasuki 72 tahun. Dia menilai, dengan usia setua itu, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu sudah tidak ideal untuk menjadi cawapres, apalagi mendampingi Jokowi yang berusia relatif muda.

"Pak JK sudah uzur. Yah mbok diserahkanlah kepada yang umurnya 50-an atau 40-an. Jadi, kan cocok, sama-sama pasangan muda," ujar politisi Partai Golkar itu.

Kritik itu disampaikan Tantowi menanggapi komentar Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Anies Baswedan, yang turut hadir dalam acara tersebut. Sebelumnya, Anies mengkritik Prabowo yang sejak 2004 terus mengincar posisi presiden
http://nasional.kompas.com/read/2014...JK.Sudah.Uzur.


PDIP: Puan Memang Disiapkan Jadi Penerus Megawati
Kamis, 27 Maret 2014 | 11:08 WIB

Jujur saja, Siapkah Kita Mengganti Jokowi dengan JK yg Uzur dan Puan?
Puan Maharani dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

INILAHCOM, Jakarta - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memang mempersiapkan beberapa kader untuk meneruskan kepemimpinan partai berlambang banteng moncong putih itu.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari mengakui jika salah satu kader muda yang disiapkan Megawati untuk meneruskan kepemimpinan di partai adalah Puan Maharani.

"Puan Maharani ada di deretan depan pemimpin masa depan, adalah wajar karena posisi puncak di internal PDIP. Dia memang disiapkan bersama para tokoh muda yang lain," ujar Eva saat dihubungi, Kamis (27/3/2014).

Menurut dia, menyiapkan figur pemimpin muda sudah menjadi tradisi bagi PDI Perjuangan. Hal ini bukti dari berhasilnya proses kaderisasi di internal partai.

Eva mencontohkan bukti keseriusan Megawati melakukan kaderisasi dan memunculkan pemimpin muda dari internal yakni dengan menetapkan Jokowi sebagai Capres 2014.

Hal yang sama akan dilakukan Megawati dalam mewariskan tongkat estapet kepemimpinan di PDI Perjuangan dengan figur muda. Figur tersebut salah satunya adalah Puan Maharani.

"Saya yakin Puan Maharani juga mewarisi bakat kepemimpinan tersebut, dan meneruskannya kelak (kepemimpinan di PDIP). Persoalannya di momentum. Tinggal tunggu saja," tandasnya.

Meski begitu, Eva tak mengetahui kapan momentum itu akan dilakukan Megawati. Sebab saat ini PDI Perjuangan masih fokus dalam pemenangan Pemilu 2014.

"Politik itu hitungannya detik sih, tapi kalau pakai logika bisa setelah pileg, setelah pilpres, atau konggres," kata dia.
http://nasional.inilah..com/read/det...nerus-megawati

Puan Maharani Dianggap Layak Jadi Penerus Megawati di PDIP
Rabu, 26 Maret 2014 17:32 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Puan Maharani digadang-gadang menjadi penerus Megawati Soekarnoputri menjadi orang nomor satu di PDI Perjuangan. Puan dinilai memiliki kemampuan dan kualitas berpolitik seperti Megawati dan almarhum Taufiq Kiemas.

"Kalau berhasil, Mega akan memberikan kewenangannya ke Puan. Tapi sekarang ini Mega masih mempersiapkan Puan," kata Pakar Politik Charta Politika Arya Fernandes, Rabu(26/3/2014).

Sejak meninggalnya Taufiq Kiemas kata Arya, PDI Perjuangan kehilangan sosok yang bisa diterima oleh semua golongan di luar partai. Walau ada nama tenar Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, namun Tjahjo dianggap belum bisa menjembatani figur Megawati dengan tokoh luar.

"Megawati tidak mungkin memplot orang yang bukan kepercayaannya," ujar Arya.

Selain itu, nama Puan disebut-sebut akan menjadi penerus Mega karena partai berlambang banteng moncong putih tersebut masih memiliki identitas Soekarnois. PDIP pasti akan berusaha mempertahankan trah Soekarno di internal partainya.
"PDIP akan mempertahankan identitas Soekarnois di partai, dan yang berpeluang serta kualitas itu ya Puan Maharani," ujar Arya.
http://www.tribunnews.com/pemilu-201...gawati-di-pdip

Guruh: Jokowi, Puan, Megawati Tidak Layak Nyapres
Jumat, 25 Oktober 2013, 15:26 WIB

Jujur saja, Siapkah Kita Mengganti Jokowi dengan JK yg Uzur dan Puan?
Guruh Soekarnoputra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guruh Soekarnoputera menegaskan sikapnya menolak Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) murni sikap pribadi.

"Iya benar (tidak mau Jokowi nyapres). Tapi itu murni pendapat saya pribadi lho. Jangan dibuat seolah-olah ada yang mengendalikan saya. Tidak ada satu partai pun atau organisasi atau pihak mana pun yang bisa mengendalikan saya," katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (25/10).

Kapasitas dan kapabilitas Jokowi belum memenuhi syarat menjadi capres. Guruh mengatakan Jokowi masih perlu banyak hal yang harus dipelajari Jokowi. Dia mengatakan Jokowi sebaiknya menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Apalagi kalau jadi presiden itu kan harus tahu semua masalah. Harus tahu permasalahan internasional juga," ujarnya.‬

Tingginya elektabilitas Jokowi dalam survei bukan ukuran dia layak menjadi pemimpin. Hal ini karena, menurut Guruh, mayoritas masyarakat Indonesia belum sepenuhnya memahami politik. "Ya itu kan masalah survei. Hanya karena sering muncul di media kemudian jadi dipilih?," kata Guruh.

Guruh mengatakan, pemahaman politik yang rendah di masyarakat terjadi karena selama 32 tahun pemerintahan Orde Baru masyarakat hanya diajak berpikir pada hal-hal yang bersifat materialistis. Pemerintahan Orde Baru tidak pernah berupaya memberikan pendidikan politik yang baik ke masyarakat.

Dia menilai, tidak ada satu pun figur nasional yang saat ini pantas diusung menjadi capres. "Tidak ada. Bahkan Puan pun menurut saya belum cocok untuk jadi capres. Masih banyak yang harus dia pelajari," katanya.

Bagaimana dengan Megawati? Guruh mengatakan Megawati sudah tidak cocok lagi maju menjadi capres. "Juga tidak cocok. Sudah bukan zamannya lagi buat dia. Saya ini kan yang paling mengerti Ibu Mega," ujarnya.

Guruh mengatakan, yang penting dilakukan di PDI Perjuangan sekarang adalah menguatkan konsolidasi di tingkat internal. Menurutnya perlu ada upaya keras untuk menjadikan ideologi Pancasila hidup dalam sikap politik partai maupun perilaku kader. "Kalau dari PDIP saat ini masih belum ada nama lah. Di partai lain juga," katanya.
http://www.republika.co.id/berita/na...-layak-nyapres

-------------------------------

Jujur saja, Siapkah Kita Mengganti Jokowi dengan JK yg Uzur dan Puan?
Jokowi

Kalau Jokowi dilengserkan, jelas yang pegang kunci adalah PDIP.
Apa anda yakin kursi Wapres rela diberikan mami Megawati ke selain anaknya?

Dan, tanpa mendahului karsa Allah, usia JK itu sudah sangat uzur untuk ukuran orang kita.
Bisa saja beliau berpulang ke rahmatullah sebelum usai 5 tahun sisa masa jabatannya,
Kalau itu terjadi, maka otomatislah sang Wapresnya yang akan naik, yaitu Puan Maharani.

Jadi yaaa sebaiknya dinikmati saja punya presiden kayak beliau ini,
Toh dia pilihan mayoritas rakyat. Kita tunggu saja sampai 5 tahun lagi.
Ntar diganti Puan Maharani, ujung-ujungnya semua juga pada mewek toh!
Gitu aja kok nggak sabar?

Think's.




Link: http://adf.ly/1DbEF8
FFFFFF

Blog Archive