BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Wednesday, January 21, 2015

Menhub Jonan: Naik Pesawat Bu Susi Cuma 30 Menit, Bayar Rp 2 Juta

Menhub Jonan: Naik Pesawat Bu Susi Cuma 30 Menit, Bayar Rp 2 Juta

Menhub Jonan: Naik Pesawat Bu Susi Cuma 30 Menit, Bayar Rp 2 Juta
Jakarta - Bandara-bandara di Indonesia belum seluruhnya bisa didarati pesawat bermesin jet atau baling-baling yang memiliki daya angkut di atas 50 kursi. Akibatnya, lalu lintas angkutan udara hingga pelosok negeri masih bergantung pada pesawat kecil, seperti tipe Cessna Caravan hingga Pilatus Porter. Pengoperasian pesawat kecil yang memiliki daya angkut terbatas tersebut membuat tarif pesawat menjadi mahal.

Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan, mencontohkan maskapai Susi Air yang didirikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Untuk penerbangan 30 menit saja, konsumen harus merogok kocek hingga jutaan rupiah.

"Sekarang runway pendek, hanya bisa dilayani pesawat seperti Caravan punya Bu Susi. Terbang 30 menit saja bayar Rp 2 juta. Kalau daya angkut banyak, maka tarif bisa murah," kata Jonan saat rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR di gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Rabu (21/1/2015).

Melihat kondisi ini, Jonan mengusulkan anggaran untuk memperpanjang landasan pacu atau runway bandara-bandara yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub dan Pemda. Runway bandara yang hanya bisa didarati pesawat kecil tipe Cessna Caravan akan diperpanjang hingga bisa didarati pesawat baling-baling jenis ATR 72. Sedangkan bagi bandara yang selama ini hanya bisa didarati pesawat jenis ATR 72 akan ditingkatkan panjang landasannya hingga bisa melayani pesawat jet sekelas Boeing 737 atau Airbus 320.

"Kami coba perpanjang landasan agar bisa didarati ATR 72. Kemudian yang telah didarati ATR bisa diperpanjang hingga 2.300 meter sehingga pesawat jet kelas menengah seperti Airbus 320 dan Boeing 737 bisa masuk agar tarif penerbangan bisa murah," jelasnya.

Saat ini, tambah Jonan, Indonesia memiliki 237 bandara. Sebanyak 26 bandara dikelola oleh BUMN sedangkan sisanya dikelola oleh Pemda dan Kemenhub. Ke depan, Kemenhub lebih memfokuskan peningkatan kapasitas bandara daripada pembangunan bandara baru yang berkapasitas kecil.

Pembangunan bandara baru hanya difokuskan untuk daerah perbatasan dan daerah rawan bencana. "Pembangunan bandara di rawan bencana dilakukan di 11 lokasi. Ini penting supaya pertolongan cepat," sebut Jonan.


(feb/hds)

SUMUR http://m.detik.com/finance/read/2015...208/2809742/4/

Link: http://adf.ly/wVJA0
FFFFFF

Blog Archive