BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Sunday, February 15, 2015

Marinir Tewas Ditusuk, Warga Dicambuki di Hutan

MINGGU, 15 FEBRUARI 2015

Marinir Tewas Ditusuk, Warga Dicambuki di Hutan

TEMPO.CO, Batam: Anggota Marinir Sersan Satu Purniwinanto tewas ditusuk orang tak dikenal di sebuah tempat 'pelacuran' yang dikenal 1001 malam, Tanjung Uncang, Batam. Akibat tewasnya anggota marinir tersebut, warga sipil menjadi sasaran anggota marinir lainnya.

"Kami dak katek salah bae dibecuti ( cambuk ),kata seorang warga Palembang, Sumatera Selatan kepada Tempo Sabtu malam,1 4 Februari 2015 di rumah tetangganya. Ia masih trauma setelah ditangkap pihak Marinir dan dibawa ke hutan, lalu dicambuk dengan kopel dan alat lain. Warga sipil itu dicambuk agar mengaku sebagai pelaku penusukan rekan kerja mereka.

Ismail, Wakil Sekretaris Perkumpulan Keluarga Besar Sumatera Selatan menceritakan, peristiwa penusukan tersebut terjadi pada Jumat malam, 13 Februari 2015 di sebuah tempat hiburan 1001 malam berlokasi di Tanjung Uncang. 1001 malam ini merupakan lokalisasi yang aktif selama ini di kawasan Nagoya. Waktu itu, kata Ismail, pria asal Palembang bermain ke lokasi tersebut dan kemudian terjadi tabrakan dalam rumah bordil di sana. Dari tabrakan kecil itu kemudian perang mulut, kemudian terjadi penusukan.

Akibat tusukan senjata tajam jenis obeng itu, anggota Marinir banyak mengeluarkan darah, dan tak lama kemudian dinyatakan tewas. Mengetahui anggota Marinir Tewas, maka anggota lainnya, yang diperkirakan 200 personil Marinir memburu pelaku. Pemuda asal Palembang sebanyak sebelas orang langsung diculik dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui.



"Yang jelas dari sebelas warga sipil yang diculik, sembilan di antaranya berhasil kembali ke Nagoya, tapi bagian belakang badan hancur karena dibecut oleh anggota Marinir," ujar Ismail.

Namun dua warga Palembang bernama Noval dan Doni belum ditemukan. " Kami minta pihak Marinir mengembalikan kedua pemuda tersebut baik telah menjadi mayat atau masih hidup," kata Ismail menegaskan.



Menurut Ismail, sekembalinya warga yang diculik pihak Marinir itu, mereka kemudian melapor ke Polresta Barelang. Ismail membantah pernyataan bahwa Marinir tersebut malkukan pengintaian atau melaksanakan tugas sebagai intelijen, karena di lokalisasi itu tidak ada yang perlu diintai." Bubarkan Marinir di Pulau Nipah itu," kata Ismail emosi.



Tindakan main culik itu perbuatan melanggar hak asasi manusia." Seharusnya praduga tak bersalah dulu, sebab negara Indonesia negara hukum, jadi harus tunduk pada hukum," katanya.

Komandan Marinir Batam, Mayor Jenderal Farid Washington ketika dihubungi telepon selulernya tidak aktif. Tempo masih berusaha menghubunginya.



RUMBADI DALLE

Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...mbuki-di-Hutan



Link: http://adf.ly/12EmoE
FFFFFF

Blog Archive