BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Friday, February 20, 2015

Penyidik KPK Ini Diduga Diancam Bunuh oleh Perwira Polisi

JUM'AT, 20 FEBRUARI 2015

Penyidik KPK Ini Diduga Diancam Bunuh oleh Perwira Polisi

TEMPO.CO, Jakarta: Seorang perwira tinggi antiteror diduga mengintimidasi Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi. Diminta bersaksi yang meringankan Budi Gunawan. Majalah Tempo menurunkan detail cerita itu di terbitan edisi 16-22 Februari 2015.

Dugaan intimidasi berlangsung di restoran cepat saji McDonald's di Larangan, Ciledug, Banten, pada Ahad malam, 8 Februari 2015. Di satu "kubu", duduk Brigadir Jenderal Antam Novambar, yang kini menempati jabatan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.

Ia datang bersama Komisaris Besar Agung Setia, Kepala Subdirektorat Pencucian Uang Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia. Di sisi lain, hadir Komisaris Besar Endang Tarsa, Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Endang bertahan meski menerima ancaman. Antam lalu bertanya kepada seorang anggotanya tentang seorang anak muda yang berdiri di luar mengawasi percakapan mereka. Endang menjelaskan bahwa laki-laki itu anaknya, yang bekerja di Kepolisian Daerah Metro Jaya dan berpangkat brigadir kepala. Namanya Rahmat Gunawan. Ia datang menemani ayahnya.

Antam meminta Rahmat masuk. Antam bertanya tentang tugasnya di Kepolisian. Rahmat menjawab bahwa ia sedang ikut tes Sekolah Instruktur Polisi di Sekolah Calon Perwira di Sukabumi, Jawa Barat. Antam menyatakan akan membantu meluluskan Rahmat jika Endang menuruti permintaan bersaksi meringankan Budi Gunawan di sidang praperadilan.

Selama sekitar satu jam, Antam dan Agung terus membujuk Endang agar mau mengikuti skenario. Tak tahan terus ditekan, Endang seolah-olah menyanggupi permintaan itu. Ia mengatakan akan menyerahkan surat pengunduran diri pada esok harinya kepada pemimpin komisi antikorupsi. Ia juga mengatakan akan membawa surat itu ke Markas Besar Polri, lalu hadir pada sidang praperadilan esok harinya atau Rabu pekan lalu.

Antam menyalami dan memeluk Endang. Direktur Reserse Umum Kepolisian Daerah Bali ketika Budi Gunawan menjadi kepalanya itu menghubungi seseorang melalui telepon yang ia panggil "Jenderal". Ia melapor telah berhasil menjalankan misi.

Antam menyangkal cerita intimidasi di restoran cepat saji itu. Menurut dia, anggota Brigade Mobil yang ia bawa justru disiapkan untuk mengawal Endang. "Saya katakan kepada mereka, 'Kalian kawal, ya. Jangan sampai lepas, jangan sampai diambil orang lain, karena dia mau bersaksi untuk kita'," ujarnya.

Ia juga membantah mengancam membunuh Endang. Menurut dia, dua kali pertemuan berjalan santai dan akrab. "Tak ada teror-teror. Kami malah bersalaman dan berpelukan," katanya.

Soal kedatangan Rahmat Gunawan, Antam mengatakan Endang sendiri yang meminta dia membantu meluluskan anaknya. Menurut Antam, Rahmat tak lulus tes kesehatan. "Saya bantu dengan meloloskan anaknya," ujarnya. "Bayangkan, itu semua penghargaan buat Endang dan anaknya."

Dimintai konfirmasi soal cerita Antam tentang anaknya, Endang Tarsa mengatakan cerita itu diputarbalikkan. "Anda tahu jalan ceritanya tak begitu," katanya kepada Muhammad Rizki dari Tempo. Endang menolak menceritakan ulang kejadian di McDonald's. Ia juga tak bersedia menceritakan ancaman yang disampaikan Antam dan Agung Setia.


MBM TEMPO

Source:
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...Perwira-Polisi



Link: http://adf.ly/139JPZ
FFFFFF

Blog Archive