BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Sunday, March 22, 2015

Beginilah Kehidupan Tukang Ojek Antar Negara di Merauke

Beginilah Kehidupan Tukang Ojek Antar Negara di Merauke


Wilayah perbatasan antar negara kerap melahirkan cerita menarik. Misalnya adalah kehidupan tukang ojek di Merauke yang merupakan perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea. Tukang ojek di sini tak hanya mengantar penumpang antar daerah, namun antar negara.

Otniel Banggu (37) sedang istirahat bersama 4 warga lainnya di dekat tapal batas Indonesia-Papua New Guinea, Jumat (20/3/2015) sekita pukul 14.20 WIT. Mereka adalah ojek angkutan barang seperti beras dan makanan ringan dari Sota, Merauke ke negara tetangga dengan menggunakan sepeda motor Yamaha King yang telah dimodifikasi hingga seperti motor trail.

"Kita tidak menjual ke PNG, kita organisasi yang mengantar, jasa transportasi. Ojek luar negeri," kata Otniel seraya tertawa kecil saat berbincang di daerah netral, yaitu kawasan antara perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea (PNG).

Otniel menggeluti pekerjaan ini sejak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tarif ojeg dari ke Merauke tergantung musim apa yang sedang berlangsung. Di musim penghujan, tarifnya mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000. Pada musim kering mereka mematok tarif Rp 300.000.

Pendapatan besar sebanding dengan pengeluaran yang juga besar. Seperti biaya makan, minum dan biaya perbaikan kendaraan yang selalu ada kerusakan setiap kali jalan. Sebab, medan yang ditempuh juga bukan jalanan biasa. Yaitu jalanan hutan berlubang dan dipenuhi lumpur jika musim penghujan. Durasi tempuh mereka bisa mencapai tiga jam.

"Kalau ke kampungnya (kampung terdekat di Papua New Guinea) 15 menit, tapi kalau Bapak yang menegendarai itu bisa satu jam," ujarnya sambil bercanda.

"Kalau dari sini ke pelabuhan (PNG), bisa tiga jam," ujar Otniel menjelaskan jauh jarak yang dia tempuh sehari-hari.

Karena medan yang berat, sepeda motor yang digunakan Otniel dan rekannya juga harus disesuaikan dengan kondisi medan yang ada. Satu motor dapat mengangkut 10 sak beras.

"Ini motornya peranakan, darah campuran, mesin Yamah King, body Yamaha 100 DT. Karena di sini medannya rendah, banyak lumpur, kalau pakai King stndar, bisa setengah mati. Kalau motor trail lebih enak di medan basah ini," ujar pria yang mengaku bertani kalau tawaran ojek sedang sepi itu.

Dengan rute yang melintasi hutan, Otniel bercerita tentang hewan yang ditemui saat perjalanan. Hewan berbahaya yang kerap ditemui adalah ular. Ukurannya bisa sebesar shock sepeda motor hingga seukuran betis dewasa.

"Di sini tak ada hewan liar. Cuma ular hewan liar di sini yang ditakuti, yang mematikan cuma ular di sini. Yang banyak rusa, tapi rusa itu binatang yang paling tenang, tidak mengganggu," terangnya.

Otiniel merupakan papak 5 anak dari dua istri. Istri pertama WNI di Sota dan Istri Kedua merupakan warga Negara PNG yang tinggal di Mosbi, Ibukukota PNG. Untuk ke negara tetangga tidak menggunaka paspor sebagaimana biasanya, tapi cukup dengan pass atau surai izin tradisonal yang dikoordinasikan dengan aparat keamanan perbatasan.

"Ada pass tradisonalnyaa. Surat izin jalan, kita belum pakai paspor di sini, tapi pakai pass tradasional. Pribumi pakai pas tradisonal. (warga) PNG pakai Boda Crossing Pass," ujarnya.

Usai berbicang sekitar 20 menit, Otniel dan seorang rekannya pun pamit untuk melaju ke PNG. Namun motor Otniel mogok ketika baru sekitar 20 meter dari lokasi perbincangan. Temannya terus melaju, Otniel terpaksa memperbaiki dahulu kendaraannya sebelum melaju menembus jalanan tanah dan sempit itu.


SUMBER  (news.detik.com)


TUKANG OJEK ANTAR NEGARA ...

Link: http://adf.ly/1B91Uk
FFFFFF

Blog Archive