BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Tuesday, April 7, 2015

[Aku Percayaaa] Mendag Gobel: Tahun Ini Tak Ada Impor Beras

Mendag Gobel: Tahun Ini Tak Ada Impor Beras


Jakarta -Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menegaskan pemerintah melalui Perum Bulog tak akan mengimpor beras tahun ini. Berdasarkan data lapangan, produksi beras di dalam negeri cukup sehingga tak perlu ada pengadaan beras dari luar.

"Enggak akan ada impor. Karena Pak Mentan (Menteri Pertanian) berikan keyakinan bahwa suplai beras cukup bagus. Jadi kita enggak akan pernah impor beras impor," kata Gobel usai ditanya soal potensi impor beras di 2015, pasca rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana, Senin (6/4/2015)

Sementara itu, Mentan Amran Sulaiman mengaku optimistis produksi beras bisa tinggi, sehingga target perubahan pengadaan beras dari 2,7 juta ton menjadi 4 juta ton oleh Perum Bulog bisa tercapai.

Amran optimistis karena tahun ini ada tambahan musim tanam pada Oktober-Maret. Pada 2015 diperkirakan luas areal tanam padi meningkat dari 8,1 juta hektar menjadi 8,7-8,8 juta hektar.

"Kami dari kementan (kementerian pertanian) membentuk tim khusus, upaya khusus namanya ke bawah. Alhamdulillah ada tambahan 700.000 hektar," katanya.

Selain itu, Amran mengatakan seluas luas areaal tanam yang meningkat, faktor bantuan alat mesin pertanian (alsintan) ke petani juga akan mendorong peningkatan produksi padi tahun ini. Saat ini sudah ada pendistribusian 30.000 unit termasuk traktor.

"Ini saya kira nanti aset April-September yang 30.000 ini sudah bisa dirasakan masyarakat," katanya.

Ia optimistis adanya perbaikan di sisi lahan dan bantuan alsintan, termasuk bibit, pupuk, dan irigasi yang baik, maka produksi padi/beras tahun ini akan meningkat cukup signifikan.

"Meningkat, ada yang 5% ada juga 10%," katanya.

impor beras   (finance.detik.com)


Sementara itu:


JAKARTA (HN) - Kepala Bulog Sub Divisi Regional Tanjungpinang (Riau) Ismed Orlando mengatakan tidak menggunakan pasokan lokal untuk pengadaan beras miskin (raskin). Barang tersebut didatangkan dari Vietnam.

Dia menjelaskan raskin asal Vietnam akan didistribusikan mulai Maret 2015. Raskin lokal sudah didistribusikan ke Kota Tanjungpinang dan sebagian wilayah di Bintan pada Januari dan Februari 2015. Ia menilai tidak ada perbedaan kualitas antara raskin lokal dan raskin Vietnam.

"Memang yang disediakan beras berasal dari Vietnam. Kami hanya mengikuti perintah," kata Ismed di Tanjungpinang, Kamis (5/3).

Dia menjelaskan pendistribusian raskin ke tiap daerah berbeda-beda. Pendistribusian raskin di wilayah Sub Divisi Regional Tanjungpinang yakni Bintan, Lingga, Anambas, dan Natuna menunggu anggaran pendistribusian raskin dari pemda setempat. Masalah cuaca terutama gelombang laut di tiga daerah tersebut juga masih tinggi. Bahaya untuk operasional kapal yang mengangkut beras.

"Kami masih menunggu pencairan anggaran pemda. Kondisi cuaca juga menjadi kendala pendistribusian raskin ke tiga kabupaten tersebut, " katanya.

Terkait pendataan ulang terhadap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTSPM) di wilayah Bulog Sub Divisi Regional Tanjungpinang yang dilakukan Bulog beberapa bulan lalu, tidak ada pengubahan data terkahir 2014. Perolehan raskin maksimal sebesar 15 kilogram per kepala juga masih dijual seharga Rp 1.600 per kilogram.

"Masih tetap dengan tahun sebelumnya yakni, 20.050 RTSPM dengan total raskin berjumlah 300.750 kilogram per bulan," ujarnya.

Kapala Bagian Ekonomi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejanglebong, Provinsi Bengkulu Helvin Elkadarido mengatakan jatah beras untuk masyarakat miskin pada tiga dari 15 kecamatan mulai didistribusikan. Wilayah tersebut yaitu Kecamatan Kota Padang, Sindang Dataran, dan Kecamatan Padang Ulak Tanding.

"Pendistribusian pada 12 kecamatan lain akan dilakukan dalam waktu dekat," ujarnya.

Menurut dia, proses pembayaran raskin bisa berlangsung di tempat pembeliaan. Peraturan itu sudah berlaku sejak beberapa tahun terakhir. Harga beras dipatok senilai Rp 1.600 per kilogram. Setiap kepala keluarga (kk) maksimal berhak menerima sebanyak 15 kilogram atau senilai Rp 24.000.

Ia menjelaskan jumlah penerima raskin 2015 di Kabupaten Rejanglebong sebanyak 19.514 RTS dengan jumlah penyaluran per tahun sebanyak 3.512.520 kilogram atau perbulan sebesar 292.710 kilogram. Data penerima raskin tidak mengalami perubahan dari tahun-tahun, karena penyaluran masih mengandalkan data BPS 2010 lalu.

"Untuk pendistribusian kali ini akan dilakukan dalam tiga bulan sekaligus, sehingga per kk akan mendapatkan raskin sebanyak 45 kilogram dengan jumlah penebusan Rp 72.000," ujarnya.


impor beras 


saat omongan berbeda jauh dengan kenyataan, masihkah kita mampu percaya pada rejim ini?

Link: http://adf.ly/1DiPHo
FFFFFF

Blog Archive