BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Tuesday, April 7, 2015

Bocah 6 Tahun Rawat Ibu yang Tunanetra, Bupati Pun Bergerak

Bocah 6 Tahun Rawat Ibu yang Tunanetra, Bupati Pun Bergerak


POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Lantaran ayahnya meninggal dunia, Ali, seorang bocah berusia 6 tahun, terpaksa harus memanggul beban keluarga. Tak hanya mengurus ibunya yang tunanetra, dia juga harus ikut merawat kakaknya yang menderita tunagrahita serta mengasuh si adik.

Tiap hari, Ali memasak dan mencuci pakaian sekeluarga hingga mencari kayu bakar untuk keperluan memasak. Hal ini dilakukan karena sang ibu, Ammi (55), tak bisa banyak melakukan aktivitas karena tak bisa melihat.

"Ambil kayu sama masak," tutur Ali dengan polos ketika ditanya apa yang biasa ia lakukan untuk membantu ibunya, pada pekan ini.

Ali tiap hari juga membimbing ibunya saat pergi ke pasar untuk berbelanja. Demikian pula saat ibunya berobat ke rumah sakit atau ke puskesmas.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti beras dan lauk-pauk, keluarga ini hanya bisa berharap belas kasih dari sanak keluarga atau tetangga.

Ali akhirnya menjadi tulang punggung keluarga setelah bapaknya meninggal dunia beberapa tahun lalu. "Saya hanya berharap sama Ali sejak ayahnya meninggal. Ali-lah yang membantu memasak, mencuci pakaian, hingga memakaikan baju bagi adik dan kakaknya," ujar Ammi.

Bocah 6 tahun ini seharusnya menikmati masa kanak-kanaknya. Namun, kondisi keluarga memaksa Ali meninggalkan masa-masa cerianya bersama teman-temannya.

Sumber   (regional.kompas.com)

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Ketulusan Ali, bocah berumur enam tahun yang merawat ibunya yang tuna netra dan tuli, serta adik dan kakaknya yang mengalami keterbelakangan mental, sejak ayahnya meninggal dunia beberapa trahun lalu menuai simpati banyak pihak.

Salah satunya Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar. Bupati bergerak dan mendatangi rumah bocah itu di sebuah kampung di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. "Senang ketemu Bupati, saya minta sepatu dan baju sekolah," ujar Ali ketika ditanya apa permintaannya kepada Bupati.

Satu hal yang lebih melegakan adalah, Bupati menjamin ketersediaan beras miskin untuk keluarga Ali. Ali dalam perbincangan dengan Bupati mengaku, bekerja serabutan untuk menjadi tulang punggung keluarga. Dia bekerja sebagai kuli petik buah dengan upah Rp 10.000-20.000 per hari.

Dalam kunjungan tersebut, Bupati juga telah meminta Kepala Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Polewali Mandar untuk membawa ibu dan kedua kakak Ali agar mendapat perawatan yang selayaknya.

"Kami berharap ibunya masih bisa disembuhkan, makanya saya telah minta petugas kesehatan agar diperiksakan ke rumah sakit, apakah ia masih bisa disembuhkan," ujar Ibrahim Masdar.

Sebelumnya diberitakan, Ali terpaksa harus memanggul beban keluarga. Tiap hari, Ali memasak dan mencuci pakaian sekeluarga hingga mencari kayu bakar untuk keperluan memasak. Hal ini dilakukan menyusul sang ibu, Ammi (55), tak bisa banyak melakukan aktivitas karena tak bisa melihat.

"Ambil kayu sama masak," tutur Ali dengan polos ketika ditanya apa yang biasa ia lakukan untuk membantu ibunya beberapa waktu lalu.

Ali tiap hari juga membimbing ibunya saat pergi ke pasar untuk berbelanja. Demikian pula saat ibunya berobat ke rumah sakit atau ke puskesmas. (Baca: Bocah 6 Tahun Rawat Ibunya yang Tunanetra dan Kakaknya yang Tunagrahita)

Sumber   (regional.kompas.com)

Orang orang seperti anak inilah yang harusnya dibantu oleh negara. Bukan malah sibuk memenuhi kantong kantong pejabat yang sudah penuh uang dengan uang.

Terkutuklah rezim berkuasa.

Link: http://adf.ly/1Do4jK
FFFFFF

Blog Archive