BLOG IGO BERITA KINI PINDAH KE WAVIE-NEWS.TK

Monday, April 13, 2015

Sempat Jadi Bandar, Sekarang Sudah Instruktur

Sempat Jadi Bandar, Sekarang Sudah Instruktur

Tak ada yang menyangka, salah satu instruktur atau konselor yang mengajari keterampilan montir mobil di Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) Khusnul Khotimah adalah bekas pecandu narkoba. Antony (27), selesai rehabilitasi di PSPP Khusnul Khotimah yang menangani khusus para pencandu narkoba, sekarang dirinya telah sembuh dan menjadi instruktur di sana.

"Saya juga sempat jadi bandar narkoba. Jadi pada tahun 2010, saya terkena penjangkauan karena sedang tidur habis mabok. Saya sambil dagang barang, saya jadi anak punk juga. Soalnya jadi nggak terlalu keciumkan," ungkap pria bertato ini.

Antony melanjutkan, setelah terkena jangkauan itu, akhirnya ia direhabilitasi di PSPP Khusnul Khotimah. Selama dua tahun ia direhabilitasi dengan ikut keterampilan yang ada di panti, akhirnya ia mahir dan mempunyai sertifikat sebagai montir mesin mobil di sana.

"Selama di panti saya ikut keterampilan montir mobil. Karena memang saya juga punya background Sekolah Teknik Mesin (STM), tapi nggak selesai. Akhirnya saya asah kemampuan saya lagi di sini. Setelah ikut pelatihan keterampilan, saya magang di bengkel sekitar sini, terus saya ikut ke Balai Latihan Kerja (BLK) punya Dinas Tenaga Kerja untuk dapat sertifikat," imbuh Antony.

Ia mengaku bersyukur karena bisa melewati tahap-tahap krisis saat sakaw. Sekarang ia sudah sembuh total, free drugs. Itu pun melalui proses yang panjang. Makanya ia sebagai instruktur juga sering sharing dengan Warga Binaan Sosial (WBS) yang ada di panti, bagaimana caranya untuk bisa sembuh.

"Kalau malam waktu istirahat, kita sering ngumpul. Ada anak-anak yang tanya bagaimana caranya biar sembuh total. Nggak drugs lagi. Saya dulu ke sini berenam dengan teman saya, tapi mereka semua split atau kabur. Itu artinya kesembuhan memang tergantung dirinya sendiri," ujar Antony.

Nasib baik juga dirasakan oleh Jumari (21), ia juga bekas pecandu narkoba dan pernah menjadi bandar. Namun karena mengikuti rehabilitasi di PSPP Khusnul Khotimah, sekarang ia sembuh total dan menjadi instruktur atau konselor montir motor di panti itu juga.

"Saya dibawa ke sini pada tahun 2012 akhir. Di bulan September. Saya waktu itu divonis Pengadilan Jakarta Barat selama 2,3 tahun. Hasil dari putusan itu, saya direhabilitasi di PSPP Khusnul Khotimah," tukas Jumari.

Karena dahulu sempat jadi bandar, pada waktu itu ia sudah jadi target operasi oleh kepolisian. Akhirnya ia tertangkap juga, dan dibawa ke Polres. Di Polres selama 31 hari, kemudian dibawa lagi Lembaga Permasyarakatan (LP) Salemba selama 6 bulan sambil menunggu putusan vonis dari pengadilan.

"Saya bersyukur banget. Alhamdulillah. Di antara ribuan napi yang ada, tapi yang direhab dan dapat kesempatan itu saya. Definisi inilah yang saya syukuri. Martabat saya bisa terangkat," tandas Jumari.

Ia juga mengaku bahwa sebelum masuk panti, ia tak memiliki keterampilan apapun. Ia mulai dari nol keterampilan montir motor itu di PSPP Khusnul Khotimah. Sehingga sekarang bisa montir motor karena berkat pelatihan keterampilan di sini.

"Saya punya ketertarikan dengan mesin motor. Jadi saya pilih keterampilan itu. Sebelumnya saya nggak punya background mesin sama sekali. Saya bisa mesin di sini. Bahkan saya jadi instruktur seperti sekarang itu karena di sini," imbuh Jumari.

Menanggapi itu, Suciardi, Kepala PSPP Khusnul Khotimah menuturkan bahwa keterampilan-keterampilan itu merupakan rehabilitasi sosial yang sudah menjadi tugas pokok dan fungsi dari PSPP Khusnul Khotimah.

"Karena memang tujuan kita itu menjadikan para WBS yang tidak hidup normatif, menjadi normatif. Kegiatan-kegiatan yang ada di PSPP Khusnul Khotimah ini adalah proses untuk mencapai ke sana. Kita ingin mereka itu tidak kembali ke masa lalu mereka," tandas Suciardi.

Link: http://adf.ly/1EfNbi
FFFFFF

Blog Archive